Kamis, 19 Desember 2024

Pembelajaran Berbasis Blog

 

Pembelajaran Berbasis Blog 

    Blog adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Saat ini, Blog sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia WWW (world wide web) dan dunia perinternet-an. Didalam Blog para pengajar maupun pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan dapat mem-posting materimateri yang mereka anggap berguna bagi para pencari informasi pendidikan. Sedangkan pencari informasi pendidikan pun dapat berpartisipasi mengembangkan maupun sekedar memberikan komentar dari isi Blog yang telah dilihat.

    Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam,dari sebuah catatan harian, media publikasi dalam sebuah kampanye politik, sampai dengan program-program media dan perusahaan-perusahaan. Sebagian blog dipelihara oleh seorang penulis tunggal, sementara sebagian lainnya oleh beberapa penulis, . Banyak juga weblog yang memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, seperti menggunakan buku tamu dan kolom komentar yang dapat memperkenankan para pengunjungnya untuk meninggalkan komentar atas isi dari tulisan yang dipublikasikan, namun demikian ada juga yang yang sebaliknya atau yang bersifat non-interaktif.

    Blog dalam Sistem Terintegrasi Jika pengajar sudah memiliki blog, maka yang harus difikirkan adalah bagaimana mengintegrasikan blog dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa cara, diantaranya para pengajar dapat menggunakan blog untuk menampilkan informasi materi yang akan diberikan, bahan ajar yang siap diunduh pebelajar, daftar hyperlink sebagai referensi, memberikan tugas dan menampilkan hasil penelitan pengajar. Karena fitur pada blog memungkinkan memberikan pertanyaan dan komentar atas artikel atau bahan ajar yang tersedia, maka komunikasi pun akan berjalan dua arah dan interaktif, baik dari pengajar ke pebelajar atau sebaliknya. 

  Cara yang lain adalah ketika memberikan tugas kepada pebelajar, maka pengajar tersebut menerangkannya secara lisan dan kemudian menampilkannya pada blog. Pebelajar yang akan mengumpulkan tugas diminta untuk menampilkan jawaban dari tugas dalam blog pribadi pebelajar tersebut. Penilaian diberikan dengan cara pengajar tersebut mengunjungi blog pebelajar untuk kemudian memberikan komentar tentang jawaban tugas yang telah dibuat oleh pebelajar. Cara ini memberikan arti bahwa pebelajar tidak hanya bertanggung jawab atas jawaban tugas

Media Berbasis Digital (ICT)

   


Media Berbasis Digital (ICT) 

Media pembelajaran digital merujuk pada alat dan perangkat yang digunakan untuk menyampaikan informasi pendidikan dalam format digital. Menurut Sitepu (2021), media ini mencakup berbagai bentuk komunikasi yang dirancang untuk mendukung proses belajar. Media pembelajaran digital dapat berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang berfungsi untuk menyampaikan materi pelajaran dalam bentuk teks, gambar, audio, video, dan animasi. 

beberapa contoh jenis media pembelajaran berbasis digital yang umum digunakan di sekolah menengah:

1. E-book: Buku elektronik atau e-book adalah sumber belajar yang tersedia dalam bentuk digital. Mereka dapat diakses melalui perangkat elektronik seperti tablet, komputer, atau smartphone. E-book menyediakan konten interaktif, penanda buku digital, pencarian teks, dan kemampuan untuk membuat catatan. 

2. Video pembelajaran: Video pembelajaran adalah media yang digunakan untuk menyampaikan informasi secara visual melalui rekaman atau animasi. Video pembelajaran dapat mencakup penjelasan konsep, demonstrasi, percobaan, atau presentasi materi pembelajaran. 

3. Aplikasi pendidikan: Ada banyak aplikasi pendidikan yang tersedia untuk berbagai mata pelajaran dan topik. Aplikasi ini menyediakan interaksi yang interaktif, tantangan, permainan pendidikan, dan latihan mandiri bagi siswa. Beberapa contoh aplikasi populer termasuk Khan Academy, Duolingo, dan Quizlet.

4. Simulasi dan permainan pembelajaran: Simulasi dan permainan pembelajaran adalah alat yang efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan praktis. Mereka dapat mencakup simulasi fisika, simulasi kimia, atau permainan matematika yang dirancang khusus untuk tujuan pembelajaran.

5. Sumber belajar daring: Ada berbagai platform daring yang menyediakan sumber belajar, seperti slide presentasi, bahan bacaan, dan video pembelajaran. Contoh platform daring termasuk Moodle, Google Classroom, dan Khan Academy.

Manfaat dari media pembelajaran digital, Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan. Penggunaan media memiliki manfaat dalam menghasilkan keseragaman dalam materi pembelajaran yang bervariasi. Beragam interpretasi yang mungkin diberikan oleh guru dapat dikurangi dan materi dapat disampaikan dengan konsistensi kepada siswa. Dengan demikian, siswa yang mengakses uraian ilmu melalui media yang sama akan menerima informasi yang serupa dengan teman-teman sekelasnya.

Proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Penggunaan media mampu memicu minat siswa, merangsang keterlibatan siswa terhadap penjelasan guru, serta membantu siswa untuk memahami konsep yang abstrak. Selain itu, media juga berperan dalam membantu guru dalam mengelola suasana kelas, memberikan dinamika pada proses pembelajaran, dan menghindari keadaan yang monoton dan kurang menarik bagi siswa. 


Media Visual Yang Dapat Diproyeksikan dan Yang Tidak Dapat Diproyeksikan

 


Media Visual Yang Dapat Diproyeksikan dan Yang Tidak Dapat Diproyeksikan 

    Media visual yang dapat diproyeksikan adalah jenis media yang menggunakan alat proyeksi, seperti proyektor, untuk menampilkan gambar atau tulisan pada layar. Media ini memungkinkan penyampaian informasi secara visual yang lebih menarik dan interaktif dibandingkan dengan media statis.
Jenis-jenis dari media visual yang dapat diproyeksikan, sebagai berikut:
1. Transparansi OHP (Overhead Projector)
Transparansi OHP adalah media visual yang menggunakan lembaran plastik transparan untuk menampilkan gambar atau teks. Lembaran ini kemudian diproyeksikan ke layar menggunakan proyektor OHP.Teknik Pembuatan:
a. Menggunakan bahan cetak spesifik untuk membuat transparansi.
b. Membuat sendiri transparansi dengan teknik manual.
Kelebihan:
a. Memungkinkan guru untuk berinteraksi langsung dengan siswa tanpa harus membelakangi mereka.
b. Mudah digunakan dan tidak memerlukan peralatan kompleks.
Kekurangan:
a. Hasil proyeksi mungkin tidak begitu tajam atau cerah jika menggunakan bahan plastik standar.
2. Film Bingkai/Slide
 bingkai/slide adalah film transparan yang berukuran 35 mm, diberi bingkai 2x2 inci, dan diproses dalam paket film yang terpisah-pisah.
3. Film strip proyektor
Film strip proyektor adalah versi gulungan dari film bingkai, namun masih dalam satu rol.
4. Opaque Projector
Opaque projector adalah alat yang memproyeksikan bahan-bahan tidak tembus cahaya seperti gambar dalam majalah, koran, atau tulisan di buku.
5. Proyektor LCD/Digital
Proyektor LCD/digital menggunakan teknologi digital untuk menampilkan gambar dari komputer.
Media visual yang tidak dapat diproyeksikan merupakan media yang tidak memerlukan alat proyeksi untuk ditampilkan. Media ini biasanya bersifat statis dan tidak dapat dilihat secara langsung di layar.
Jenis-Jenis
1. Gambar Mati
Seperti foto, ilustrasi, atau karikatur yang ditampilkan di kertas atau poster.
2. Diagram dan Grafik
Alat bantu visual seperti bagan, diagram alur, dan grafik statistik.
3. Peta
Representasi geografis yang menunjukkan lokasi dan hubungan antara berbagai tempat.
4. Poster
Media promosi atau informasi yang dirancang untuk menarik perhatian dengan teks dan gambar.
5. Buku dan Handout
Materi cetak yang dibagikan kepada siswa sebagai referensi atau panduan belajar.


KRITERIA PEMILIHAN MEDIA

 


KRITERIA PEMILIHAN MEDIA

1.Dasar Pertimbangan Pemilihan Media

     Pemilihan media pembelajaran adalah proses yang kritikal dalam desain instruksional karena langsung mempengaruhi kualitas dan efektivitas proses belajar-mengajar. Beberapa pertimbangan dasar pertimbangan utama:

    A.Tujuan Pembelajaran

       Media harus selaras dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, apakah itu untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan, atau sikap siswa. Tujuan pembelajaran harus jelas dan spesifik agar media yang dipilih dapat fokus pada pencapaian tujuan tersebut.

    B.Kriteria Siswa

       Mempertimbangkan usia, latar belakang, minat, dan gaya belajar siswa sangat penting. Media harus dapat menarik perhatian siswa dan memfasilitasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.

    C.Ketersediaan sumber daya

        Ketersediaan media, baik dari segi fisik maupun teknis, harus diperhatikan.

Pastikan bahwa infrastruktur yang diperlukan (seperti perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan internet) tersedia dan berfungsi dengan baik.

    D.Konteks pembelajaran

       Lingkungan tempat belajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, juga mempengaruhi jenis media yang tepat untuk digunakan. Pertimbangkan apakah media akan digunakan dalam setting kelas tradisional, online. 

    E.Biaya

       Biaya pengadaan, penggunaan, dan perawatan media harus dipertimbangkan. Pastikan bahwa biaya tersebut sesuai dengan anggaran yang tersedia dan memberikan nilai yang sepadan.

2.Kriteria Pemilihan Media

Kriteria pemilihan media pembelajaran dapat dibagi menjadi beberapa kategori utama:

    A.Relevansi

      Media harus relevan dengan materi pelajaran dan tujuan pembelajaran. Pastikan bahwa media tersebut mendukung konten yang diajarkan dan membantu mencapai tujuan instruksional.

    B.Kualitas

       Media yang dipilih harus memiliki kualitas yang baik, baik dari segi konten maupun penyajian. Kualitas visual, audio, dan interaktif harus memadai untuk memastikan pengalaman belajar yang optimal.

    C.Variasi

       Pilihlah media yang menawarkan variasi untuk menjaga minat siswa dan memenuhi berbagai gaya belajar. Variasi dapat mencakup tekstual, visual, audio, dan interaktif untuk memastikan bahwa semua siswa dapat terlibat.

    D.Interaktivitas

       Media yang memungkinkan interaksi antara siswa dan materi atau antar siswa dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman. Contoh interaktivitas termasuk quiz online, diskusi forum, dan simulasi.

    E.Kemudahan Akses

         Pastikan media mudah diakses oleh semua siswa tanpa adanya hambatan teknis atau finansial. Media harus kompatibel dengan berbagai perangkat dan platform untuk memastikan akses yang universal.

    F.Dukungan Terhadap Pengajaran

       Media harus dapat mendukung metode pengajaran yang digunakan oleh pengajar. Pastikan bahwa media tersebut dapat diintegrasikan dengan rencana pelajaran dan strategi instruksional.

    G.Keamanan dan Privasi 

       Pastikan bahwa media yang dipilih mematuhi standar keamanan dan privasi data siswa. Ini termasuk proteksi data pribadi dan penggunaan cookie yang aman.

3.Prosedur Pemilihan Media

     Prosedur pemilihan media pembelajaran dapat dijalankan melalui langkah-langkah berikut:

    A.Analisis Kebutuhan

       Lakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa. Identifikasi apa yang perlu dicapai dan siapa yang akan menggunakan media tersebut.

    B.Identifikasi Media Tersedia

        Buat daftar media yang tersedia, baik yang sudah ada maupun yang perlu disediakan. Cari referensi dari sumber-sumber terpercaya, seperti jurnal, buku, dan situs web.

    C.Evaluasi Media Berdasarkan kriteria

     Evaluasi setiap media berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Gunakan checklist atau skala penilaian untuk membandingkan media yang berbeda.

    D.Pilih Media Terbaik

     Berdasarkan evaluasi dan uji coba, pilihlah media yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Pastikan bahwa media yang dipilih dapat diintegrasikan dengan rencana pelajaran yang ada.

    E.Implementasi dan Penilaian

        Implementasikan media dalam proses pembelajaran dan lakukan penilaian terhadap efektivitasnya. Kumpulkan data tentang bagaimana media mempengaruhi hasil belajar siswa dan lakukan perbaikan jika diperlukan.

    F.Pemeliharaan dan Perbaruan

        Pastikan bahwa media tetap relevan dan efektif dengan melakukan pemeliharaan dan perbaruan secara teratur. Ikuti perkembangan teknologi dan tren pendidikan untuk memastikan bahwa media tetap mutakhir.




Desain Media Pembelajaran





 A. Hakikat perancangan media

     Perancangan media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki hakikat yang penting dalam meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.

1. Hakikat Perancangan Media Pembelajaran IPS

a. Tujuan Pembelajaran: Media pembelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pemahaman siswa terhadap konsep sosial yang relevan dengan kondisi masyarakat. Hal ini bertujuan untuk membentuk warga negara yang bertanggung jawab dan peka terhadap isu sosial.

b. Kriteria Pemilihan Media: Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa. Kriteria yang perlu diperhatikan termasuk relevansi, kemudahan penggunaan, dan kebermanfaatan media tersebut dalam menyampaikan materi.

c. Model Pengembangan: Model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) sering digunakan dalam perancangan media pembelajaran. Ini mencakup analisis kebutuhan, perencanaan konten, pengembangan media, pelaksanaan di kelas, dan evaluasi efektivitas media.

d. Inovasi dalam Media: Penggunaan teknologi seperti media berbasis web dapat meningkatkan interaktivitas dan aksesibilitas materi pembelajaran. Hal ini membuat pengalaman belajar lebih menarik dan efektif bagi siswa.

e. Evaluasi dan Validasi: Setelah pengembangan, penting untuk melakukan uji coba dan validasi oleh ahli materi dan media untuk memastikan kualitas dan kelayakan media yang digunakan dalam pembelajaran.

2. Langkah-langkah perancangan media pembelajaran ips

Langkah-langkah perancangan media pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) melibatkan beberapa tahapan penting yang bertujuan untuk menciptakan media yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Berikut adalah langkah-langkah tersebut:

a. Pengumpulan Data

    Mengumpulkan informasi yang relevan terkait materi IPS, termasuk analisis kebutuhan siswa dan     potensi masalah dalam pembelajaran.

b. Perencanaan

    Analisis Kurikulum: Menentukan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai                    Kurikulum 2013.

    Penyusunan Materi: Mengumpulkan referensi dan menyusun materi yang akan dimasukkan ke dalam     media pembelajaran.

    Flowchart dan Storyboard: Membuat alur aplikasi dan rencana tampilan media13.

c. Pengembangan Produk

    Desain Media: Mendesain antarmuka pengguna, termasuk layout dan warna.

    Pembuatan Konten: Menginput materi ke dalam aplikasi menggunakan perangkat lunak seperti             Notepad++ dan Adobe Phonegap.

    Pengujian Awal: Melakukan uji coba internal untuk memastikan fungsionalitas14.

d. Evaluasi Produk

    Validasi: Melibatkan ahli materi dan media untuk memberikan masukan.

     Revisi: Melakukan perbaikan berdasarkan umpan balik yang diterima.

  Uji Coba Lapangan: Menguji media di kelas untuk menilai efektivitasnya dalam konteks pembelajaran     nyata.

    Dengan mengikuti langkah-langkah ini, pengembangan media pembelajaran IPS dapat dilakukan secara sistematis, memastikan bahwa produk akhir memenuhi kebutuhan pendidikan siswa.

B.Langkah-langkah perancangan media pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dapat dilakukan dengan mengikuti metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC) atau model pengembangan lainnya. Berikut adalah langkah-langkah yang umum digunakan:

1. Konsepsi

Menentukan tujuan pembelajaran dan konsep dasar yang akan diajarkan. Ini mencakup analisis kebutuhan siswa dan konteks pembelajaran.

2. Perancangan

Membuat desain awal media pembelajaran, termasuk layout, antarmuka pengguna, dan elemen visual yang akan digunakan. Ini juga melibatkan pembuatan storyboard untuk merencanakan alur pembelajaran.

3. Pengumpulan Bahan

Mengumpulkan materi ajar yang relevan, seperti teks, gambar, video, dan sumber daya lainnya yang mendukung pembelajaran IPS.

4. Pembuatan

Mengembangkan media pembelajaran berdasarkan desain yang telah dibuat. Ini bisa meliputi pembuatan aplikasi interaktif, modul e-learning, atau video pembelajaran.

5. Pengujian

Melakukan uji coba media untuk memastikan fungsionalitas dan efektivitasnya dalam proses belajar mengajar. Pengujian dapat dilakukan dengan teknik black box testing atau evaluasi oleh ahli materi.

6. Distribusi

Mendistribusikan media pembelajaran kepada siswa dan guru, serta memberikan pelatihan jika diperlukan untuk penggunaan optimal di kelas. 

C. Penulisan Naskah Media 

Penulisan naskah media pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) melibatkan beberapa langkah penting untuk memastikan bahwa materi yang disampaikan efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti:

1. Penentuan Tujuan Pembelajaran

Tentukan tujuan spesifik yang ingin dicapai melalui media pembelajaran, seperti pemahaman konsep, keterampilan analisis, atau penerapan pengetahuan dalam konteks nyata.

2. Penyusunan Kerangka Naskah

Buat kerangka naskah yang mencakup:

Judul: Menarik dan relevan dengan materi.

Pendahuluan: Menjelaskan latar belakang dan pentingnya materi.

Isi: Pembagian menjadi subtopik yang sistematis.

Penutup: Kesimpulan dan ajakan untuk eksplorasi lebih lanjut.

3. Pengumpulan Materi

Kumpulkan informasi dan sumber daya yang relevan, seperti buku teks, artikel, dan sumber online, untuk mendukung isi naskah23.

4. Penulisan Konten

Tulis konten dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Gunakan contoh konkret dan ilustrasi untuk memperjelas konsep.

5. Desain Visual

Rancang elemen visual seperti gambar, grafik, atau diagram untuk mendukung pemahaman. Pastikan desain menarik dan tidak mengganggu fokus pada materi.

6. Uji Coba dan Revisi

Lakukan uji coba naskah dengan siswa atau rekan sejawat untuk mendapatkan umpan balik. Revisi naskah berdasarkan masukan yang diterima.

7. Finalisasi dan Pendistribusian

Setelah revisi, finalisasi naskah untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas. Siapkan format distribusi yang sesuai, baik dalam bentuk cetak maupun digital.




JENIS- JENIS MEDIA PEMBELAJARAN

 


Jenis-jenis Media Pembelajaran 


    Menurut Setyosari dan Sihkabuden, media pembelajaran berdasarkan lima kategori. yaitu klasifikasi media berdasarkan: bentuk dan ciri fisiknya, jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh, persepsi indera yang diperoleh, penggunaannya, dan hirarki pemanfaatannya. 

A. Klasifikasi berdasarkan bentuk dan cirinya

1) Media pembelajaran dua dimensi, Media yang penampilannnya tanpa menggunakan media proyeksi  dan berukuran (panjang x lebar) saja serta hanya diamati dari arah pandangan saja. Misalnya     peta, gambar bagan, dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja. 

2) Media pembelajaran tiga dimensi, Media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan mempunyai ukuran (panjang, lebar dan tinggi/tebal) serta dapat diamati dari arah pandang mana saja, misalnya meja, kursi, mobil, rumah, gunung, dan sebagainya. 

3) Media pandang diam, Media yang menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam di layar (tidak bergerak/statis). Misalnya foto, tulisan atau gambar binatang yang dapat diproyeksikan.  

4) Media pandang gerak, Media yang menggunakan media proyeksi yang dapat menampilkan gambar bergerak dilayar, termasuk media televisi dan video termasuk media pandang gerak yang disajikan melalui layar (screen) di komputer atau layar lainnya. 

B. Klasifikasi berdasarkan jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh 

1) Pengalaman langsung (the real expreiences) Berupa pengalaman langsung dalam suatu peristiwa (first hands expriences) maupun mengamati kejadian atau objek sebenarnya. 

2) Pengalaman tiruan (the subtitute of the real expriences) Berupa pengalaman tiruan atau model dari objek atau benda yang berwujud model tiruan, tiruan dari situasi melalui dramatisasi atau sandiwara dan berbagai rekaman atau objek atau kejadian. 

3) Pengalaman dari kata-kata (words only) Berupa kata-kata lisan yang diucapkan, rekaman kata-kata dari media perekam dan kata-kata yang ditulis maupun yang dicetak. 

C. Klasifikasi berdasarkan persepsi indera yang diperoleh

Dalam penggolongan ini media dibedakan dalam tiga kelas, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual. Penggolongan media pembelajaran di paparkan sebagai berikut:

1) Media audio: media yang menghasilkan bunyi, misalnya audio cassette tape recorder, dan Radio. 

2) Media visual: media visual dua dimensi, dan media visual tiga dimensi. 

3) Media audio-visual: media yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam suatu unit media. Misalnya film bersuara dan televisi. 

4) Media audio motion visual: penggunaan segala kemampuan audio dan visual ke dalam kelas, seperti televisi, video tape/cassette recorder dan sound-film. 

5) Media audio still visual: media lengkap kecuali penampilan motion/geraknya tidak ada, seperti sound-filmstrip, soundslides, dan rekaman still pada televisi. 

6) Media audio semi-motion: media yang berkemampuan menampilkan titik-titik tetapi tidak bisa menstransmit secara utuh suatu motion yang nyata. Misalnya: tele-writing dan recorded tele writing.

7) Media motion visual: silent film (film-bisu) dan loop-film) 

8) Media still visual: gambar, slides, filmestrips, OHP dan transparansi. 

9) Media audio: telepon, radio, audio tape recorder dan audio disk. 

10) Media cetak: media yang hanya menampilkan informasi yang berupa simbol-simbol tertentu saja dan berupa alphanumerik.

D. Klasifikasi berdasarkan penggunaannya 

1) Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual (misalnya laboratorium bahasa, IPA, IPS, laboratorium Pusat Sumber Belajar) 

2) Media pembelajaran yang penggunaannya secara kelompok (misal film dan slides) 

3) Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal (misal televisi)

Selain yang  di atas, media juga dapat dikelompokan berdasarkan sifat modernitasnya, antara lain sebagai berikut: 

a. Ruang kelas otomatis Ruang kelas yang dapat diubah-ubah fungsinya secara otomatis (guru tinggal menekan tombol) untuk menciptakan perubahan kelas besar menjadi kelas kecil atau diskusi. 

b. Sistem proyeksi berganda (multiprojection system) Suatu sistem ruang proyeksi yang melengkapi ruang kelas otomatis, yang memungkinkan proyeksi bahan-bahan melalui berbagai proyektor secara terkoordinasi. 

c. Sistem interkomunikasi. Sistem ini dibuat dalam rangka pengajaran secara massal, dimana programnya di-TV-kan. Sistem ini digunakan untuk beberapa kelas dalam suatu sekolah maupun oleh beberapa sekolah. Untuk memelihara interaksi dan partisipasi siswa setiap kelas disediakan media interkomunikasi.

E. Klasifikasi berdasarkan pemanfaatannya

Duncan menyusun penggolongan media menurut hirarki pemanfaatannya untuk pembelajaran. Duncan ingin mensejajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam suatu hirarki. Dengan kata lain semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya semakin sederhana jenis perangkat medianya, semakin murah biayanya, semakin mudah pengadaannya, sifat penggunaannya semakin khusus dan lingkup sasarannya terbatas. 

Rabu, 18 Desember 2024

Konsep Media Pembelajaran

 


 KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN 


1. Pengertian Media Pembelajaran

        Kata “media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk dari “medium”, secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara garis besar media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis, untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.  

    Media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun non fisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara tenaga pendidik dan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Sehingga materi pembelajaran lebih cepat diterima peserta didik dengan utuh serta menarik minat peserta didik untuk belajar lebih giat.

2. Hakikat Media Pembelajaran

    Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim ke penerima, dengan tujuan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa.

3. Kedudukan Media Dalam Pembelajaran IPS

    Memiliki kedudukan yang penting karena berperan sebagai alat bantu yang integral, media pembelajaran memiliki beberapa poin penting dalam kedudukannya:

    a. Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan komunikasi antara guru dan siswa, sehingga informasi dapat diterima dengan lebih efektif.

    b. Penggunaan media dapat membantu dalam proses komunikasi antara penyampai dan penerima pesan, memudahkan siswa memahami materi yang disampaikan.

    c. Penggunaan media diharapkan meningkatkan motivasi belajar siswa, membuat proses belajar lebih menyenangkan dan menarik.

 d. Melalui media, persepsi setiap siswa dapat disamakan, sehingga semua siswa memiliki pemahaman yang sama tentang materi yang dipelajari.

4. Karakteristik Media Dalam Pembelajaran IPS

    Karakteristik media pembelajaran IPS dapat dibagi menjadi beberapa aspek:

    a. Media pembelajaran IPS selalu bersifat dinamis, artinya selalu berubah sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat baik pada aspek materi, pendekatan, dan tujuan pembelajaran.

    b. Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan komunikasi antara penyampai dan penerima pesan, sehingga informasi dapat diterima dengan lebih efektif.

    c. Media pembelajaran IPS mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu seperti ekonomi, geografi, dan sejarah. Hal ini memungkinkan siswa untuk memahami hubungan antar berbagai aspek sosial dan kemasyarakatan, serta bagaimana mereka saling mempengaruhi.

  d. Kontekstual dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Ini membantu siswa untuk mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman nyata mereka, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

5. Manfaat Media Pembelajaran IPS

    Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci misalnya, mengidentifikasikan beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu:

    a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.

    b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.

    c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.

    d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.

    e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

    f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.

    g. Media dapat menumbuhkan sikap positif terhadap materi dan proses pembelajaran.

    h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.  


Pembelajaran Berbasis Blog

  Pembelajaran Berbasis Blog       Blog adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah...